ALAT MUSIK DARI DAERAH BETAWI
Sejarah musik ini awalnya dipengaruhi beberapa unsur
musik Cina, yaitu dengan digunakannya alat musik gesek berupa kongahyan,
tehyan, dan skong.
Sementara alat musik asli pribumi dalam gambang
kromong berupa gambang, kromong, kemor, kecrek, gendang kempul dan gong. Awal
mula terbentuknya orkes gambang kromong tidak lepas dari seorang pimpinan
golongan Cina yang bernama Nie Hu-kong. Biasanya permainan musik ini
dikolaborasikan dengan tarian cokek.
Musik tanjidor diduga berasal dari bangsa Portugis
yang datang di Batavia pada abad ke 14 hingga 16. Tanjidor sendiri
berasal dari bahasa Portugis ‘tanger’ yang artinya bermain musik. Hanya saja
lidah Betawi melafalkannya tanjidor.
Pada zaman penjajahan Belanda, tanjidor biasa
dimainkan oleh para budak untuk menghibur tuan kompeni dan para tamu. Sampai
sekarang tanjidor masih dimainkan untuk memeriahkan pesta hajatan orang Betawi.
Sejak abad ke-18 keroncong Tugu popular di kalangan
warga Tugu. Warga Tugu adalah masyarakat Jakarta keturunan Mardijkers
atau bekas anggota tentara Portugis yang dibebaskan dari tawanan
Belanda. Setelah memeluk agama Kristen, mereka ditempatkan di Kampung
Tugu, yang saat ini masuk wilayah Kecamatan Koja Jakarta Utara. Sisa
peninggalan gereja tua yang dibangun pada tahun 1600-an menjadi saksi cikal
bakal keturunan Portugis di Tugu.
Keroncong Tugu biasa dimainkan oleh warga terutama
muda-mudi saat ‘kongkow’ untuk menikmati malam bulan purnama di tepian Sungai
Ciliwung. Keroncong Tugu juga dibawakan untuk mengiringi kebaktian di gereja.
Alat-alat musik yang digunakan adalah keroncong, biola, ukulele, banjo, gitar,
rebana, kempul dan selo.
Irama musik gambus tidak bisa dipisahkan dari unsur
budaya Timur Tengah. Sudah lama orkes gambus menjadi bagian dari kesenian
Betawi yang tumbuh subur di kalangan Betawi keturunan Arab. Biasanya musik
gambus dimainkan untuk mengirimi para penari zapin.
Musik rebana adalah musik khas Betawi yang
bernafaskan Islam. Musik ini dipeengaruhi oleh budaya Timur Tengah. Sama
seperti tanjidor, musik ini biasanya untuk memeriahkan pesta atau arak-arakan
pengantin. Beberapa jenis musik rebana yang kita kenal, misalnya rebana
ketimpring, rebana ngarak, rebana dor juga rebana biang.
Orkes samrah merupakan salah satu bentuk kesenian
hasil akulturasi dengan bangsa Melayu. Lagu-lagu yang biasa dibawakan dalam
orkes samrah adalah lagu-lagu Betawi tempoe doeloe seperti lagu Burung
Putih, Pulo Angsa Dua, Sirih Kuning, juga lagu Cik Minah. Orkes samrah juga
biasa dipakai mengiringi lagu-lagu khas Betawi semacam Kicir-kicir, Jali-jali,
Lenggang Kangkung dan lain-lain.
Orkes samrah biasa mengiringi tari samrah. Tari samrah
biasa dilakukan oleh pasangan muda-mudi. Gerakannya pun merupakan perpaduan
antara silat Betawi dan gerakan tari khas Betawi lainnya.
Marawis adalah salah
satu jenis "band tepuk" dengan perkusi sebagai alat musik utamanya. Musik
ini merupakan kolaborasi antara kesenian Timur Tengah dan Betawi, dan memiliki unsur keagamaan yang kental. Itu tercermin dari
berbagai lirik lagu yang dibawakan yang merupakan pujian dan kecintaan kepada
Sang Pencipta.
Sumber
dari :
Kebudayaan Betawi
Masyarakat Indonesia merupakan suatu
masyarakat majemuk yang memiliki keaneka ragaman di dalam berbagai aspek
kehidupan. Bukti nyata adanya kemajemukan di dalam masyarakat kita terlihat
dalam beragamnya kebudayaan di Indonesia. Tidak dapat kita pungkiri bahwa
kebudayaan merupakan hasil cipta, rasa, karsa manusia yang menjadi sumber
kekayaan bagi bangsa Indonesia. Seiring dengan kemajuan jaman, tradisi dan
kebudayaan daerah yang pada awalnya dipegang teguh, di pelihara dan dijaga
keberadaannya oleh setiap suku, kini sudah hampir punah. Pada umumnya
masyarakat merasa gengsi dan malu apabila masih mempertahankan dan menggunakan
budaya lokal atau budaya daerah. Kebanyakan masyarakat memilih untuk
menampilkan dan menggunakan kesenian dan budaya modern dari pada budaya yang
berasal dari daerahnya sendiri yang sesungguhnya justru budaya daerah atau
budaya lokalah yang sangat sesuai dengan kepribadian bangsa.
saya berusaha semaksimal
mungkin untuk memperlihatkan, mengenalkan dan mengembangkan Adat - Istiadat
karna saya anak keturunan orang betawi ayah saya asli orang betawi, Seni dan
Budaya Betawi atau sekarang biasa dikenal dengan jakarta tempoe doeloe, dengan
tidak membeda - bedakan asal - usul Adat - Istiadat, Kesenian dan Kebudayaan
dari negeri yang ada di jakarta.
Suku Betawi sangat mencintai
kesenian, salah satu ciri khas kesenian mereka yaitu Tanjidor yang dilatar
belakangi dari budaya belanda, selain itu betawi memiliki kesenian keroncong
tugu yang dilatar belakangi dari budaya Portugis-Arab, kesenian gambang kromong
yang dilatar belakangi dari budaya cina. Selain kesenian yang selalu
ditampilkan dengan penuh kemeriahan, tata cara pernikahan budaya betawi juga
sangat meriah. Untuk adat prosesi pernikahan betawi, ada banyak serangkaian
prosesi. Didahului masa perkenalan melalui “Mak Comblang”. Dilanjutkan lamaran,
pingitan, upacara siraman. Prosesi potong cuntung atau ngerik bulu kalong
dengan uang logam yang diapit lalu digunting. Kemudian dilanjutkan dengan malam
pacar, malam dimana mempelai wanita memerahkan kuku kaki dan tangannya dengan
pacar. Puncak adat betawi adalah Akad nikah.
Tradisi MeriahMeriah dan penuh warna-warni, demikian gambaran dari tradisi
pernikahan adat Betawi. Diiringi suara petasan, rombongan keluarga mempelai
pria berjalan memasuki depan rumah kediaman mempelai wanita sambil diiringi
oleh ondel-ondel, tanjidor serta marawis (rombongan pemain rebana menggunakan
bahasa arab). Mempelai pria berjalan sambil menuntun kambing yang merupakan
ciri khas keluarga betawi dari Tanah Abang. Sesampainya didepan rumah terlebih
dulu diadakan prosesi “Buka Palang Pintu”, berupa berbalas pantun dan Adu Silat
antara wakil dari keluarga pria dan wakil dari keluarga wanita. Prosesi
tersebut dimaksudkan sebagai ujian bagi mempelai pria sebelum diterima sebagai
calon suami yang akan menjadi pelindung bagi mempelai wanita sang pujaan hati.
Uniknya, dalam setiap petarungan silat, pihak mempelai wanita pasti dikalahkan
oleh jagoan calon pengantin pria. Pada hari pesta pernikahan, baik
pengantin pria maupun pengantin wanita, mengenakan pakaian kebesaran pengantin
dan dihias. Dari gaya pakaian pengantin Betawi, ada dua budaya asing yang
melekat dalam prosesi pernikahan. Pengantin pria dipengaruhi budaya Arab.
Sedangkan busana pengantin wanita dipengaruhi adat Tionghoa. Demikian pula
dengan musik yang meramaikan pesta pernikahan. tradisi di atas sudah
diperkenalkan kesenian-kesenian orang betawi tapi saya akan menjelaskan kembali
secara terperinci.
kesenian orang betawi salah
satunya adalah tari cokek yang biasa dilakukan sebagai
pengiring tari pergaulan Sebagai pembukaan pada tari cokek ialah
wawayangan. Penari cokek berjejer memanjang sambil melangkah maju mundur
mengikuti irarna garnbang kromong. Rentangan tangannya setinggi bahu meningkah
gerakan kaki. Setelah itu mereka Setelah itu mereka untuk menari
bersarna,dengan mengalungkan selendang pertama-tama kepada tarnu yang dianggap
paling terhormat. Bila yang diserahi selendang itu bersedia ikut menari maka
mulailah mereka ngibing, menari berpasang-pasangan.
Tari Betawi merupakan aneka gerak
pencak silat disebut tari silat. Tari ini ada yang diiringi tabuhan
khusus yang disebut gendang pencak. Iringan lainnya yang juga bisa digunakan
ialah garnbang kromong, gamelan topeng dan lain-lain. Di kalangan masyarakat
Betawi terdapat berbagai aliran silat seperti aliran Kwitang, aliran Tanah
Abang, aliran Kemayoran dan sebagainya. Gaya-gaya tari silat yang terkenal
antara lain gaya seray, gaya pecut, gaya rompas dan gaya bandul. Tari silat
Betawi menunjukkan aliran atau gaya yang diikuti penarinya masing-masing.
Selain
kesenian tari cokek dan tari silat ada pun kesenian lain yaitu lenongada
2 macam lenong, lenong denes ila yang dibawakan adalah cerita- cerita
kerajaan atau cerita bangsawan, lenong preman ila ceritanya diangkat dari
kehidupanrakyat atau jagoan. Lenong denes dapat dianggap sebagai
pekembangan dari beberapa bentuk teater rakyat Betawi yang dewasa ini telah
punah, yaitu wayang sumedar, senggol, dan wayang dermuluk. Sedang lenong preman
adalah perkembangan dari wayang sironda. Bahasa yang dipergunakan dalam lenong
denes adalah bahasa Melayu Tinggi, yaitu variasi bahasa Melayu ihalusi yang
struktur dan perbendaharaan katanya bersifat Malayu Klasik. Bahasa yang
dipergunakan dalam lenong preman adalah dialek Betawi sehari- hari, sehingga
sangat kornunikatif dan akrab dengan penontonnya
Ada pula alat musik orang betawi
yaitu orkes tanjidor yang biasa menggunakan klarinet, trombon,
piston, trompet dan sebagainya. tanjidor biasa digunakan untuk mengiringi
helaran atau arak-arakan pengantin Membawakan lagu-lagu barat berirama imarsi
dan [Wals] yang susah sulit dilacak asal-usulnya, karena telah disesuaikan
dengan selera dan kemampuan ingatan panjaknya dari generasi kegenerasi.
Adapula yang sering dibawa pada saat
iring-iringan yaitu ondel-ondel. Ondel-ondel adalah bentuk
pertunjukan rakyat Betawi yang
sering ditampilkan dalam pesta-pesta rakyat. Nampaknya ondel-ondel memerankan
leluhur atau nenek moyang yang senantiasa menjaga anak cucunya atau penduduk
suatu desa.
Selain tradisi betawi diatas masih
nayak lagi tradisi,kesenian orang betawi yang sebagian masyarakat belum
mengetahuinya. Maka dari itu kita sebagai masyarakat indonesia harus ikut serta
dalam melestarikan dan mengetahui tradisi dan kesenian bangsa kita karena
bangsa ini mempunyai begitu banyak tradisi dan kebudayaan karena kebudayaan itu
tonggak citra diri suatu bangsa. Mungkin tradisi dan kesenian diatas adalah
sebagian dari begitu banyaknya tradisi dan kesenian suku betawi atau jakarta
tempoe doeloe yang saya angkat menjadi tulisan ini. Selanjutnya saya
mengharapkan kota jakarta yang sekarang tidak akan melupakan kota jakarta
tempoe doeloe dan bagi generasi penerus kota jakarta harus tetap membudidayakan
suku betawi atau jakarta tempoe doeloe.
Sumber dari :