Rabu, 13 April 2016

Makalah Proses Sosial dan Interaksi Sosial



BAB I
PENDAHULUAN



A. Latar Belakang

Para sosiologi memandang betapa pentingnya pengatuhan tentang proses sosial, mengingat bahwa pengetahuan perihal struktur masyarakat saja belum cukup untuk memperoleh gambaran yang nyata mengenai kehidupan bersama manusia. Bahkan Tamotsu Shibutani menyatakan bahwa sosiologi mempelajari transaksi-transaksi sosial yang mencakup usaha-usaha bekerja sama antara para pihak karena semua kegiatan manusia didasarkan pada gotong-royong.

Pengetahuan tentang proses-proses sosial memungkinkan seseorang untuk memperoleh pengertian mengenai segi yang dinamis dari masyarakat atau gerak masyarakat. Dahulu banyak sarjana sosiolagi yang menyamakan perubahan sosial dengan proses sosial, karena ingin melepaskan diri dari titik berat pandangan para sarjana sosiologi klasik yang lebih menitikberatkan pada stuktur daripada masyarakat.

Dewasa ini, para sosiologi memerhatikan kedua segi masyarakat itu, yaitu segi statisnya atau struktur masyarakat serta segi dinamis atau fungsinya masyarakat. Terdapatnya aspek-aspek struktural dan prosesual. Memang tidak dapat disangkal bahwa masyarakat mempunyai bentuk-bentuk struktualnya seperti, kelompok-kelompok sosial, kebudayaan, lemba sosial, stratifikasi, dan kekuasaan, tetapi semuanya itu mempunyaisuatu derajat dinamika tertentu yang menyebabkan pola-pola perilaku yang berbeda, tergantung dari masing-masing situasi yang dihadapi. Perubahan dan perkembangan masyarakat yang mewujudkan segi dinamisnya disebabkan karena para warganya mengadakan hubungan stu dengan lainnya baik dalam bentuk orang-perorangan maupun kelompok sosial. Sebelum hubungan-hubungan tersebut mempunyai bentuk yang kongkret, terlebih dahulu akan dialami suatu proses ke arah bentuk kongkretyang sesuai dengan nilai-nilai sosial dan budaya dalam masyarakat. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dilihat apabila orang perorangan dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu dan menentukan sistem serta bentuk-bentuk hubungan tersebut atau apa yang akan terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya pola-pola kehidupan yang telah ada. Dengan perkataan lain, proses sosial diartikan sebagai pengaruh ti8mbal-balik antara berbagai segi kehidupan bersama, misalnya pengaruh-mempengaruhi antara sosial dengan politik, politik dengan ekonomi, ekonomi dan hukum, dan seterusnya.

Pembahasan mengenai proses sosial yanng mencakup ruang lingkup yang luas merupakan serangkaian studi sosiologi pada tingkat lanjutan. Untuk keperluan mata pelajaran pengantar sosiologi, pembahasan akan dibatasi hanya pada bentuk-bentuk interaksi sosial, yaitu bentuk-bentuk yang tampak apabila orang-orang perorangan ataupu kelompok-kelompok manusia mengadakan hubungan satu sama lain terutama dengan mengetengahkan kelompok serta lapisan sosial sebagai unsur pokok struktur sosial. Dengan cara itu diharapkan akan diperoleh, baik aspek dinamis maupun statis dari masyarakat.
Pengertian tentang interaksi sosial sangat berguna didalam memperhatikan dan mempelajari bebragai masalah masyarakat. Umpamanya di indonesia dapat dibahas mengenai bentuk-bentuk interaksi sosial yang berlangsung antara berbagai suku bangsa atau antara golongan terpelajar dengan golongan agama. Dengan mengetahui dan memahami perihal kondisi-kondisi apa yang dapat menimbulkan serta mempengaruhi bentuk-bentuk interaksi sosial tertentu, pengetahuan kita dapat pula disumbangkan pada usaha bersama yang dinamakan pembinaan bangsa dan masyarakat.

Interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan sosial karena tanpa interaksi sosial, tak akan mungkin ada kehidupan bersama. Bertemunya orang-perorangan secara badaniah belaka tidak akan menghasilkan pergaulan hidup dalam suatu kelompok sosial. Pergaulan hidup semacam hal baru akan terjadi apabila orang-orang perorangan atau kelompok-kelompok manusia bekerja sama, saling berbicara, dan seterusnya untuk mencapai suatu tujuan bersama, mengadakan persaingan, pertikaian, dan lain sebagainya. Maka, dapat dikatakan bahwa interaksi sosial merupan dasar proses sosial, yang menunjuk pada hubungan-hubungan sosial yang dinamis.


B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi dan syarat terjadinya interaksi sosial, dan ciri-ciri interaksi sosial ?
2. Apa saja tahap-tahap interaksi sosial ?
3. Apa faktor-faktor yang mendasari interaksi sosial ?
4. Apa bentuk-bentuk interaksi sosial ?


C. Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi dan syarat terjadinya interaksi sosial, dan ciri-ciri interaksi sosial
2. Untuk mengetahui tahap-tahap interaksi sosial
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mendasari interaksi sosial
4. Untuk menetahui bentuk-bentuk interaksi sosial













BAB II
PEMBAHASAN


A. Definisi dan syarat terjadinya interaksi sosial, dan ciri-ciri interaksi sosial

1. Definisi interaksi sosial

1. Menurut Kimball Young dan Raymond, W. Mack. Interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan sosial karena tanpa interaksi sosial, tak akan mungkin ada kehidupan bersama

2. Menurut Gillin dan Gillin mengartikan interaksi sosial sebagai hubungan - hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang - peroranga, antara kelompok - kelompok manusia, maupun antara orang perorangan denngan kelompok manusia.

3. Menurut Prof. Dr. Soerjono Soekanto dalam bukunya Sosiologi Suatu Pengantar mengatakan bahwa interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, menyangkut hubungan antara individu, antara kelompok maupun antara individu dengan kelompok.



2. Syarat terjadinya interaksi sosial

1.Kontak Sosial
Kata kontak berasal dari bahasa latin con atau cum (yang artinya bersama-sama) dan tango (yang artinya menyentuh). Jadi, artinya secara harfiah adalah bersama-sama menyentuh. Secara fisik, kontak baru terjadi apabila terjadi hubungan badaniah. Sebagai gejala sosial itu tidak perlu berarti suatu hubungan badaniah, karena orang dapat mengadakan hubungan dengan pihak lain tersebut.

Apabila dengan perkembangan teknologi ini, orang-orang dapat berhubungan satu dengan lainnya melalui telepon, telegraf, radio, surat, dan seterusnya, yang tidak memerlukan suatu hubungan badaniah. Bahka dapat dikatakan bahwa hubungan badaniah tidak perlu menjadi syarat utama terjadinya kontak.

Perlu dicatat bahwa terjadinya suatu kontak tidaklah semata-mata tergantung dari tindakan, tetapi juga tanggapan terhadapan tindakan tesebut. Seseorang dapat saja bersalaman dengan sebuah patung atau main mata dengan seseorang buta sampai berjam-jam lamanya, tanpa menghasilkan suatu kontak. Kontak sosial dapat bersifat positif atau negatif. Untak sosial yang bersifat negatif mengarah pada suatu kerja sama, sedangkan yang bersifat negatif mengarahkan suatu pertentangan atau bahkan sama sekali tidak menghasilkan suatu interaksi sosial.
2. Komunikasi Sosial
Arti pentingnya komunikasi adalah bahwa seseorang memberikan tafsiran pada perilaku orang lain ( yang berwujud pembicaraan, gerak - gerak badaniah atau sikap ), perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. Orang yang bersangkutan kemudian memberikan reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan orang lain tersebut. Dengan adanya komunikasi tersebut, sikap - sikap dan persaan - perasaan suatu kelompok manusia atau orang - peroranngan dapat diketahui oleh kelompok - kelompok lain atau orang - orang lainnya. Hal itu kemudian merupakan bahan untuk menentukan reaksi apa yang akan dilakukan.

Dalam komunikasi kemungkinan sekali terjadi berbagai macam penafsiran terhadap tingkah laku orang lain. Seulas senyum misalnya, dapat ditafsirkan sebagai keramah - tamahan, sikap bersahabat, atau bahkan sebagai sikap sinis dan sikap ingin menunjukkan kemenangan.



3. Ciri-ciri interaksi sosial

Ciri-ciri interaksi sosial, diantaranya :
1)  Pelakunya berjumlah dua orang atau lebih
2)  Adanya kontak sosial dan komunikasi
3)  Adanya dimensi waktu, yaitu masa kini,masa lalu, dan masa yang akan datang
4)  Adanya tujuan yang hendak dicapai



B. Tahap-tahap interaksi sosial

Tahapan dalam pelaksanaan interaksi social meliputi :
a)Memulai, Merupakan proses awal melakukan interaksi sosial. Ada beberapa kunci yan dapat digunakan untuk mengawali sebuah interaksi sehingga kontak atau komunikasi awal memberi kesan yang mendalam. Contoh nyata dapat dirasakan ketika seseorang berada di luar daerahnya, bertemu dengan orang baru sama sekali, berkenalan. Mengawali perkenalan dibuat semenarik mungkin sehingga memberikan kesan yang menyenangkan.

b)  Menjajaki, Setelah kontak atau mulai komunikasi, kontak atau pertukaran komunikasi lebih lanjut diupayakan untuk tetap menarik, misal menanyakan daerah asal, atau pembicaraan ringan seperti dari mana atau mau kemana, tujuan hadir ditempat itu, sampai cerita-cerita ringan yang dapat saling mengakrabkan.

c)Meningkatkan, Setelah menjajaki, ineraksi akan terjadi secara meningkat dalam arti pembicaraan akan dapat lebih mendalam, lebih serius, dan dikondisikan kontak atau komunikasi sudahakan terjadi secara informal karena merasa sudah semakin akrab.
d) Menyatu padukan (mengintegrasikan), Bukan berarti menyatu padukan adalah hilangnya identitas masing-masing individu, tetapi penyatupaduan /penyamaan pendapat, hobi, pengalaman hidup atau pendidikan.

e)Mempertalikan, Membuat ikatan-ikatan yang lebih khusus, yang membentuk kekuatan bersama.

f) Membeda-bedakan, Ada saatnya pertalian itu pudar, sehingga terjadi proses pemisahaan, menjauhkan, atau apabila lebih tajam akan terjadi konflik. Hal ini merupakan keniscayaan yang wajar.

g)  Membatasi, Adanya faktor-faktor perbedaan, lebih jauh akan menimbulkan batasan-batasan yang membuat garis batas yang tegas antar individu.

h)  Memacetkan, Tertutupnya berbagai kontak sosial dan komunikasi

i)  Menghindari, Karena kemacetan terjadi dalam segala hal, tidak ada saluran kontak atau komunikasi apapun, maka masing-masing individu saling menghindari.

j)  Memutuskan, Tahap akhir dari pudarnya interaksi sosial sehingga tidak akan ada kontak dan komunikasi.

C. Faktor-faktor yang mendasari interaksi sosial

Berlangsungnya suatu proses interaksi didasarkan pada berbagai faktor, antara lain : faktor imitasi, sugesti, identifikasi dan simpati.
1.Imitasi
yaitu tindakan meniru orang lain. Imitasi dapat dilakukan dalam bermacam-macam bentuk seperti gaya bicara, tingkah laku, adat dan kebiasaan, pola piker, dan lain-lain.

2.Sugesti
yaitu sikap atau pandangan yang diterima begitu saja tanpa melalui proses berpikir panjang. Sikap atau pandangan dapat berupa anjuran, saran, nasehat, pendapat dan lain-lain.

3.Identfikasi
yaitu keinginan untuk menjadi sama dengan orang lain. Identifikasi sifatnya lebih mendalam bandingkan dengan imitasi, karena proses identifikasi dapat mempengaruhi atau membentuk kepribadian seseorang yang menirunya.

4. Simpati
merupakan proses dimana seseorang merasa tertarik kepada orang lain. Pada proses simpati, orang merasa dirinya seolah-olah berada dalam keadaan orang lain dan merasakan apa yang dialami, dipikirkan, atau dirasakan orang lain tersebut. Contoh ketika ada tetangga yang terkena musibah, kita merasakan kesedihannya dan berusaha untuk membantunya.
D. Bentuk-bentuk interaksi sosial

Bentuk-bentuk interaksi sosial dapat berupa kerja sama (cooperation), persaingan (competition), dan bahkan dapat juga berbrntuk pertentangan atau pertikaian (conflict). Suatu pertikaian mungkin mendapatkan suatu pentelesaian. Mungkin penyelesaian tersebut hanya akan dapat diterima untuk sementara waktu, yang dinamakan akomodasi (accomodation), dan ini berarti bahwa kedua belah pihak belum tentu puas sepenuhnya. Proses-proses interaksi yang pokok adalah sebagai berikut :

1. Proses-proses yanng Asosiatif

a.  Kerja Sama (Cooperation)
Beberapa sosiolog menganggap bahwa kerja sama merupakan bentik interaksi sosial yang pokok. Sebaliknya, sosiolog lain menganggap bahwa kerja samalah yang merupakan proses utama. Kerja sama di sini dimaksudkan sebagai suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama.

Dalam teori-teori sosiologi akan dapat dijumpai beberapa bentuk kerja sama yang biasa diberi nama kerja sama (cooperation). Kerja sama tersebut lebih lanjut dibedakan lagi dengan : kerja sama spontan (spontaneous cooperation), kerja sama langsung (directed cooperation), kerja sama kontrak (contractual cooperation) dan kerja sama tradisional (traditional cooperation).

b.Akomodasi (Accomodation)

1. Pengertian
a)  Menurut Kimball Young dan Raymon W. Mack, istilah akomodasi dipergunakan dalam dua arti, yaitu untuk menunjuk pada suatu keadaan dan untuk menunjuk pada suatu proses.

b) Menurut Gillin dan Gillin, akomodasi adalah suatu pengertian yang digunakan oleh para sosiolog untuk menggambarkan suatu proses dalam hubungan-hubungan sosial yang sama artinya dengan pengertian adaptasi yang dipergunakan oleh ahli-ahli biologi untuk menunjuk pada suatu proses dimana makhluk-makhluk hidup menyesuaikan dirinya dengan alam sekitarnya

c)  Menurut Prof. Dr. Soerjono Soekanto, akomodasi merupakan suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga lawa tidak kehilangan kepribadiannya.

2. Bentuk-bentuk akomodasi

a.  Coerction adalah suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan oleh karena adanya paksaan. Coerction merupakan bentuk akomodasi, dimana salah satu pihak berada dalam keadaan yang lemah bila dibandingkan dengan pihak lawan.

b.  Compromise adalah suatu bentuk akomodasi dimana pihak-pihak yang terlibat saling mengurangi tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian terhadap perselisihan yang ada.

c.  Arbitration merupakan suatu cara untuk mencapai compromise apabila pihak-pihak yang berhadapan tidak sanggup mencapainya sendiri.

d. Mediation hampir menyerupai arbitration. Pada mediation diundanglah pihak ketiga yang netral dalam soal perselisihan yang ada.

e.  Conciliation adalah suatu usaha untuk mempertemukan keinginan-keinginan dari pihak-pihak yang berselisih demi tercapainya suatu persetujuan bersama.

f.   Toleration juga sering dinamakan tolerant-participation. Ini merupakan suatu bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang formal bentuknya.

g.  Stalemate merupakan suatu akomodasi, dimana pihak-pihak yang bertentangan karena mempunyai kekuatan yang seimbang berhenti pada suatu titik tertentu dalam melakukan pertentangannya.

h.  Adjudication, yaitu penyelesaian perkara atau sengketa di pengadilan.


2. Proses Disosiatif

Proses-proses disosiatif sering disebut sebagai oppositional processes, yang persis halnya dengan kerja sama, dapat ditemukan pada setiap masyarakat, walaupun bentuk dan arahnya ditentukan oleh kebudayaan dan sistem sosial masyarakat bersangkutan.

a. Persaingan (Competition)
Persaingan atau competition dapat diartikan sebagai suatu proses sosial, dimana individu atau kelompok-kelompok manusia yang bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjasi pusat perhatian umum (baik perorangan maupun kelompok manusia) dengan cara menarik perhatian publik atau dengan mempertajam prasangka yang telah ada tanpa mempergunakan ancaman atau kekerasan.

b.  Kontravensi (Contravention)
Kontravensi pada hakikatnya merupakan suatu bentuk proses sosial yang berada antara persaingan dan pertentanngan suatu bentu sosial yang berada antara persaingan dan pertentangan atau pertikaian. Kontravensi terutama ditandai gejala-gejala adanya ketidakpastian mengenai diri seseorang atau suatu rencana dan perasaan tidak suka yang disembunyikan, kebencian, atau keragu-raguan terhadap kepribadian seseorang.




BAB III
PENUTUP


A. Kesimpulan
Berdasarkan makalah di atas dapat disimpulkan :
1.  interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, menyangkut hubungan antara individu, antara kelompok maupun antara individu dengan kelompok.

2.  Syarat terjadinya interaksi sosial :
a.Kontak Sosial
b.Komunikasi Sosial

3. Ciri-ciri interaksi sosial
4. Tahap-tahap interaksi sosial


a.  Memulai.
b.  Menjajaki
c.  Meningkatkan
d. Menyatupadukan (mengintegrasikan)
e.  Mempertalikan
f.   Membeda-bedakan
g.  Membatasi
h.  Memacetkan
i.    Menghindari
j.    Memutuskan



5. Faktor yang mempengaruhi interaksi sosial :
a)  Faktor Imitasi
b) Faktor Sugesti
c)  Faktor Identifikasi
d) Faktor Simpati

6. Bentuk interaksi sosial :
a.  Proses-proses yang Asosiatif
b.  Proses Disosiatif


B. Daftar Pustaka

Soekanto, Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers, 2012

Soerjono Soekanto. 2002. Sosiolog Suatu Pengantar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada