BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Para sosiologi
memandang betapa pentingnya pengatuhan tentang proses sosial, mengingat bahwa
pengetahuan perihal struktur masyarakat saja belum cukup untuk memperoleh
gambaran yang nyata mengenai kehidupan bersama manusia. Bahkan Tamotsu
Shibutani menyatakan bahwa sosiologi mempelajari transaksi-transaksi sosial
yang mencakup usaha-usaha bekerja sama antara para pihak karena semua kegiatan
manusia didasarkan pada gotong-royong.
Pengetahuan tentang
proses-proses sosial memungkinkan seseorang untuk memperoleh pengertian
mengenai segi yang dinamis dari masyarakat atau gerak masyarakat. Dahulu banyak
sarjana sosiolagi yang menyamakan perubahan sosial dengan proses sosial, karena
ingin melepaskan diri dari titik berat pandangan para sarjana sosiologi klasik
yang lebih menitikberatkan pada stuktur daripada masyarakat.
Dewasa ini, para
sosiologi memerhatikan kedua segi masyarakat itu, yaitu segi statisnya atau
struktur masyarakat serta segi dinamis atau fungsinya masyarakat. Terdapatnya
aspek-aspek struktural dan prosesual. Memang tidak dapat disangkal bahwa
masyarakat mempunyai bentuk-bentuk struktualnya seperti, kelompok-kelompok
sosial, kebudayaan, lemba sosial, stratifikasi, dan kekuasaan, tetapi semuanya
itu mempunyaisuatu derajat dinamika tertentu yang menyebabkan pola-pola
perilaku yang berbeda, tergantung dari masing-masing situasi yang dihadapi.
Perubahan dan perkembangan masyarakat yang mewujudkan segi dinamisnya
disebabkan karena para warganya mengadakan hubungan stu dengan lainnya baik
dalam bentuk orang-perorangan maupun kelompok sosial. Sebelum hubungan-hubungan
tersebut mempunyai bentuk yang kongkret, terlebih dahulu akan dialami suatu
proses ke arah bentuk kongkretyang sesuai dengan nilai-nilai sosial dan budaya
dalam masyarakat. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa proses sosial adalah
cara-cara berhubungan yang dilihat apabila orang perorangan dan
kelompok-kelompok sosial saling bertemu dan menentukan sistem serta
bentuk-bentuk hubungan tersebut atau apa yang akan terjadi apabila ada
perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya pola-pola kehidupan yang telah
ada. Dengan perkataan lain, proses sosial diartikan sebagai pengaruh
ti8mbal-balik antara berbagai segi kehidupan bersama, misalnya
pengaruh-mempengaruhi antara sosial dengan politik, politik dengan ekonomi,
ekonomi dan hukum, dan seterusnya.
Pembahasan mengenai
proses sosial yanng mencakup ruang lingkup yang luas merupakan serangkaian
studi sosiologi pada tingkat lanjutan. Untuk keperluan mata pelajaran pengantar
sosiologi, pembahasan akan dibatasi hanya pada bentuk-bentuk interaksi sosial,
yaitu bentuk-bentuk yang tampak apabila orang-orang perorangan ataupu
kelompok-kelompok manusia mengadakan hubungan satu sama lain terutama dengan
mengetengahkan kelompok serta lapisan sosial sebagai unsur pokok struktur
sosial. Dengan cara itu diharapkan akan diperoleh, baik aspek dinamis maupun
statis dari masyarakat.
Pengertian tentang
interaksi sosial sangat berguna didalam memperhatikan dan mempelajari bebragai
masalah masyarakat. Umpamanya di indonesia dapat dibahas mengenai bentuk-bentuk
interaksi sosial yang berlangsung antara berbagai suku bangsa atau antara
golongan terpelajar dengan golongan agama. Dengan mengetahui dan memahami
perihal kondisi-kondisi apa yang dapat menimbulkan serta mempengaruhi
bentuk-bentuk interaksi sosial tertentu, pengetahuan kita dapat pula
disumbangkan pada usaha bersama yang dinamakan pembinaan bangsa dan masyarakat.
Interaksi sosial
merupakan kunci dari semua kehidupan sosial karena tanpa interaksi sosial, tak
akan mungkin ada kehidupan bersama. Bertemunya orang-perorangan secara badaniah
belaka tidak akan menghasilkan pergaulan hidup dalam suatu kelompok sosial.
Pergaulan hidup semacam hal baru akan terjadi apabila orang-orang perorangan
atau kelompok-kelompok manusia bekerja sama, saling berbicara, dan seterusnya
untuk mencapai suatu tujuan bersama, mengadakan persaingan, pertikaian, dan
lain sebagainya. Maka, dapat dikatakan bahwa interaksi sosial merupan dasar
proses sosial, yang menunjuk pada hubungan-hubungan sosial yang dinamis.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa definisi
dan syarat terjadinya interaksi sosial, dan ciri-ciri interaksi sosial ?
2.
Apa saja
tahap-tahap interaksi sosial ?
3.
Apa
faktor-faktor yang mendasari interaksi sosial ?
4.
Apa
bentuk-bentuk interaksi sosial ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dan syarat terjadinya interaksi sosial, dan
ciri-ciri interaksi sosial
2. Untuk mengetahui tahap-tahap interaksi sosial
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mendasari interaksi sosial
4. Untuk menetahui bentuk-bentuk interaksi sosial
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi dan syarat terjadinya interaksi sosial, dan
ciri-ciri interaksi sosial
1. Definisi interaksi sosial
1. Menurut Kimball Young dan Raymond, W.
Mack. Interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan sosial karena tanpa
interaksi sosial, tak akan mungkin ada kehidupan bersama
2. Menurut Gillin dan Gillin mengartikan interaksi sosial sebagai
hubungan - hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang -
peroranga, antara kelompok - kelompok manusia, maupun antara orang perorangan
denngan kelompok manusia.
3. Menurut Prof. Dr. Soerjono Soekanto
dalam bukunya Sosiologi Suatu Pengantar mengatakan bahwa interaksi sosial merupakan
hubungan sosial yang dinamis, menyangkut hubungan antara individu, antara
kelompok maupun antara individu dengan kelompok.
2. Syarat
terjadinya interaksi sosial
1.Kontak Sosial
Kata
kontak berasal dari bahasa latin con atau cum (yang artinya
bersama-sama) dan tango (yang artinya menyentuh). Jadi, artinya secara
harfiah adalah bersama-sama menyentuh. Secara fisik, kontak baru terjadi
apabila terjadi hubungan badaniah. Sebagai gejala sosial itu tidak perlu
berarti suatu hubungan badaniah, karena orang dapat mengadakan hubungan dengan
pihak lain tersebut.
Apabila
dengan perkembangan teknologi ini, orang-orang dapat berhubungan satu dengan
lainnya melalui telepon, telegraf, radio, surat, dan seterusnya, yang tidak
memerlukan suatu hubungan badaniah. Bahka dapat dikatakan bahwa hubungan
badaniah tidak perlu menjadi syarat utama terjadinya kontak.
Perlu
dicatat bahwa terjadinya suatu kontak tidaklah semata-mata tergantung dari
tindakan, tetapi juga tanggapan terhadapan tindakan tesebut. Seseorang dapat
saja bersalaman dengan sebuah patung atau main mata dengan seseorang buta
sampai berjam-jam lamanya, tanpa menghasilkan suatu kontak. Kontak sosial dapat
bersifat positif atau negatif. Untak sosial yang bersifat negatif mengarah pada
suatu kerja sama, sedangkan yang bersifat negatif mengarahkan suatu
pertentangan atau bahkan sama sekali tidak menghasilkan suatu interaksi sosial.
2. Komunikasi Sosial
Arti
pentingnya komunikasi adalah bahwa seseorang memberikan tafsiran pada perilaku
orang lain ( yang berwujud pembicaraan, gerak - gerak badaniah atau sikap ),
perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. Orang yang
bersangkutan kemudian memberikan reaksi terhadap perasaan yang ingin
disampaikan orang lain tersebut. Dengan adanya komunikasi tersebut, sikap -
sikap dan persaan - perasaan suatu kelompok manusia atau orang - peroranngan
dapat diketahui oleh kelompok - kelompok lain atau orang - orang lainnya. Hal
itu kemudian merupakan bahan untuk menentukan reaksi apa yang akan dilakukan.
Dalam
komunikasi kemungkinan sekali terjadi berbagai macam penafsiran terhadap
tingkah laku orang lain. Seulas senyum misalnya, dapat ditafsirkan sebagai
keramah - tamahan, sikap bersahabat, atau bahkan sebagai sikap sinis dan sikap
ingin menunjukkan kemenangan.
3. Ciri-ciri interaksi
sosial
Ciri-ciri interaksi sosial, diantaranya
:
1)
Pelakunya berjumlah dua orang atau lebih
2)
Adanya kontak sosial dan komunikasi
3)
Adanya dimensi waktu, yaitu masa kini,masa
lalu, dan masa yang akan datang
4)
Adanya tujuan yang hendak dicapai
B. Tahap-tahap
interaksi sosial
Tahapan dalam
pelaksanaan interaksi social meliputi :
a)Memulai, Merupakan proses awal melakukan
interaksi sosial. Ada beberapa kunci yan dapat digunakan untuk mengawali sebuah
interaksi sehingga kontak atau komunikasi awal memberi kesan yang mendalam. Contoh
nyata dapat dirasakan ketika seseorang berada di luar daerahnya, bertemu dengan
orang baru sama sekali, berkenalan. Mengawali perkenalan dibuat semenarik
mungkin sehingga memberikan kesan yang menyenangkan.
b) Menjajaki,
Setelah kontak atau mulai komunikasi, kontak atau pertukaran komunikasi lebih
lanjut diupayakan untuk tetap menarik, misal menanyakan daerah asal, atau
pembicaraan ringan seperti dari mana atau mau kemana, tujuan hadir ditempat
itu, sampai cerita-cerita ringan yang dapat saling mengakrabkan.
c)Meningkatkan, Setelah menjajaki, ineraksi akan terjadi
secara meningkat dalam arti pembicaraan akan dapat lebih mendalam, lebih
serius, dan dikondisikan kontak atau komunikasi sudahakan terjadi secara
informal karena merasa sudah semakin akrab.
d) Menyatu padukan (mengintegrasikan), Bukan
berarti menyatu padukan adalah hilangnya identitas masing-masing individu,
tetapi penyatupaduan /penyamaan pendapat, hobi, pengalaman hidup atau
pendidikan.
e)Mempertalikan, Membuat ikatan-ikatan yang lebih khusus, yang
membentuk kekuatan bersama.
f)
Membeda-bedakan,
Ada saatnya pertalian itu pudar, sehingga terjadi proses pemisahaan,
menjauhkan, atau apabila lebih tajam akan terjadi konflik. Hal ini merupakan
keniscayaan yang wajar.
g)
Membatasi,
Adanya faktor-faktor perbedaan, lebih jauh akan menimbulkan batasan-batasan
yang membuat garis batas yang tegas antar individu.
h)
Memacetkan,
Tertutupnya berbagai kontak sosial dan komunikasi
i)
Menghindari,
Karena kemacetan terjadi dalam segala hal, tidak ada saluran kontak atau
komunikasi apapun, maka masing-masing individu saling menghindari.
j)
Memutuskan,
Tahap akhir dari pudarnya interaksi sosial sehingga tidak akan ada kontak dan
komunikasi.
C. Faktor-faktor yang
mendasari interaksi sosial
Berlangsungnya suatu proses interaksi didasarkan pada
berbagai faktor, antara lain : faktor imitasi, sugesti, identifikasi dan
simpati.
1.Imitasi
yaitu tindakan meniru orang lain. Imitasi dapat dilakukan
dalam bermacam-macam bentuk seperti gaya bicara, tingkah laku, adat dan
kebiasaan, pola piker, dan lain-lain.
2.Sugesti
yaitu sikap atau pandangan yang diterima begitu saja tanpa melalui
proses berpikir panjang. Sikap atau pandangan dapat berupa anjuran, saran,
nasehat, pendapat dan lain-lain.
3.Identfikasi
yaitu
keinginan untuk menjadi sama dengan orang lain. Identifikasi sifatnya lebih
mendalam bandingkan dengan imitasi, karena proses identifikasi dapat
mempengaruhi atau membentuk kepribadian seseorang yang menirunya.
4. Simpati
merupakan
proses dimana seseorang merasa tertarik kepada orang lain. Pada proses simpati,
orang merasa dirinya seolah-olah berada dalam keadaan orang lain dan merasakan
apa yang dialami, dipikirkan, atau dirasakan orang lain tersebut. Contoh ketika
ada tetangga yang terkena musibah, kita merasakan kesedihannya dan berusaha untuk
membantunya.
D. Bentuk-bentuk
interaksi sosial
Bentuk-bentuk interaksi sosial dapat berupa kerja sama (cooperation),
persaingan (competition), dan bahkan dapat juga berbrntuk pertentangan
atau pertikaian (conflict). Suatu pertikaian mungkin mendapatkan suatu
pentelesaian. Mungkin penyelesaian tersebut hanya akan dapat diterima untuk
sementara waktu, yang dinamakan akomodasi (accomodation), dan ini
berarti bahwa kedua belah pihak belum tentu puas sepenuhnya. Proses-proses
interaksi yang pokok adalah sebagai berikut :
1. Proses-proses yanng Asosiatif
a.
Kerja Sama (Cooperation)
Beberapa
sosiolog menganggap bahwa kerja sama merupakan bentik interaksi sosial yang
pokok. Sebaliknya, sosiolog lain menganggap bahwa kerja samalah yang merupakan
proses utama. Kerja sama di sini dimaksudkan sebagai suatu usaha bersama antara
orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa tujuan
bersama.
Dalam
teori-teori sosiologi akan dapat dijumpai beberapa bentuk kerja sama yang biasa
diberi nama kerja sama (cooperation). Kerja sama tersebut lebih lanjut
dibedakan lagi dengan : kerja sama spontan (spontaneous cooperation),
kerja sama langsung (directed cooperation), kerja sama kontrak (contractual
cooperation) dan kerja sama tradisional (traditional cooperation).
b.Akomodasi (Accomodation)
1. Pengertian
a)
Menurut Kimball Young dan Raymon W. Mack,
istilah akomodasi dipergunakan dalam dua arti, yaitu untuk menunjuk pada suatu
keadaan dan untuk menunjuk pada suatu proses.
b)
Menurut Gillin dan Gillin, akomodasi adalah
suatu pengertian yang digunakan oleh para sosiolog untuk menggambarkan suatu
proses dalam hubungan-hubungan sosial yang sama artinya dengan pengertian
adaptasi yang dipergunakan oleh ahli-ahli biologi untuk menunjuk pada suatu
proses dimana makhluk-makhluk hidup menyesuaikan dirinya dengan alam sekitarnya
c)
Menurut Prof. Dr. Soerjono Soekanto, akomodasi
merupakan suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak
lawan sehingga lawa tidak kehilangan kepribadiannya.
2. Bentuk-bentuk akomodasi
a.
Coerction adalah suatu bentuk akomodasi yang
prosesnya dilaksanakan oleh karena adanya paksaan. Coerction merupakan
bentuk akomodasi, dimana salah satu pihak berada dalam keadaan yang lemah bila
dibandingkan dengan pihak lawan.
b.
Compromise adalah suatu bentuk akomodasi dimana
pihak-pihak yang terlibat saling mengurangi tuntutannya agar tercapai suatu
penyelesaian terhadap perselisihan yang ada.
c.
Arbitration merupakan suatu cara untuk mencapai compromise
apabila pihak-pihak yang berhadapan tidak sanggup mencapainya sendiri.
d.
Mediation hampir menyerupai arbitration. Pada
mediation diundanglah pihak ketiga yang netral dalam soal perselisihan
yang ada.
e.
Conciliation adalah suatu usaha untuk mempertemukan
keinginan-keinginan dari pihak-pihak yang berselisih demi tercapainya suatu
persetujuan bersama.
f.
Toleration juga sering dinamakan
tolerant-participation. Ini merupakan suatu bentuk akomodasi tanpa
persetujuan yang formal bentuknya.
g.
Stalemate merupakan suatu akomodasi, dimana
pihak-pihak yang bertentangan karena mempunyai kekuatan yang seimbang berhenti
pada suatu titik tertentu dalam melakukan pertentangannya.
h.
Adjudication, yaitu penyelesaian perkara atau
sengketa di pengadilan.
2. Proses
Disosiatif
Proses-proses
disosiatif sering disebut sebagai oppositional processes, yang persis
halnya dengan kerja sama, dapat ditemukan pada setiap masyarakat, walaupun
bentuk dan arahnya ditentukan oleh kebudayaan dan sistem sosial masyarakat
bersangkutan.
a.
Persaingan (Competition)
Persaingan atau competition dapat diartikan
sebagai suatu proses sosial, dimana individu atau kelompok-kelompok manusia
yang bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada
suatu masa tertentu menjasi pusat perhatian umum (baik perorangan maupun
kelompok manusia) dengan cara menarik perhatian publik atau dengan mempertajam
prasangka yang telah ada tanpa mempergunakan ancaman atau kekerasan.
b.
Kontravensi (Contravention)
Kontravensi
pada hakikatnya merupakan suatu bentuk proses sosial yang berada antara
persaingan dan pertentanngan suatu bentu sosial yang berada antara persaingan
dan pertentangan atau pertikaian. Kontravensi terutama ditandai gejala-gejala
adanya ketidakpastian mengenai diri seseorang atau suatu rencana dan perasaan
tidak suka yang disembunyikan, kebencian, atau keragu-raguan terhadap
kepribadian seseorang.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan makalah di atas dapat disimpulkan :
1.
interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang
dinamis, menyangkut hubungan antara individu, antara kelompok maupun antara individu
dengan kelompok.
2.
Syarat terjadinya interaksi sosial :
a.Kontak Sosial
b.Komunikasi Sosial
3. Ciri-ciri
interaksi sosial
4. Tahap-tahap
interaksi sosial
a. Memulai.
b. Menjajaki
c. Meningkatkan
d. Menyatupadukan (mengintegrasikan)
e. Mempertalikan
f.
Membeda-bedakan
g. Membatasi
h. Memacetkan
i.
Menghindari
j.
Memutuskan
5. Faktor yang mempengaruhi interaksi
sosial :
a)
Faktor Imitasi
b)
Faktor Sugesti
c)
Faktor Identifikasi
d)
Faktor Simpati
6. Bentuk
interaksi sosial :
a. Proses-proses
yang Asosiatif
b. Proses
Disosiatif
B. Daftar Pustaka
Soekanto, Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar.
Jakarta: Rajawali Pers, 2012
Soerjono Soekanto. 2002. Sosiolog Suatu Pengantar. Jakarta : PT
Raja Grafindo Persada
Tidak ada komentar:
Posting Komentar